
London – Pada hari Jumat (18/4), Rachel Reeves, Menteri Keuangan Inggris, mengungkapkan bahwa adalah “sangat bodoh” bagi Inggris untuk mengurangi hubungan atau menjauh dari China, menekankan bahwa kerja sama ekonomi yang berkelanjutan sangat penting.
Dalam wawancara dengan The Telegraph, Reeves menunjukkan dukungannya untuk menguatkan hubungan dengan China, alih-alih menciptakan halangan baru.
“China adalah ekonomi terbesar kedua di dunia, dan saya pikir sangat bodoh jika kita tidak membangun hubungan. Ini adalah pendekatan pemerintah ini,” ungkap Reeves menjelang kunjungannya ke ANGKARAJA Washington minggu depan.
Dia juga membahas kunjungannya ke China awal tahun ini, dimana ia turut serta dalam Dialog Ekonomi dan Keuangan China-Inggris ke-11 bersama beberapa perusahaan jasa keuangan terkemuka dari Inggris, termasuk HSBC, London Stock Exchange Group, Standard Chartered, dan Prudential.
Reeves menegaskan bahwa tujuan kunjungan tersebut adalah untuk meningkatkan kemampuan perusahaan jasa keuangan Inggris beroperasi di China dengan memperoleh lebih banyak lisensi dan kuota untuk bisnis Inggris.
Dari kunjungan itu, ia menyebut adanya kesepakatan yang diperkirakan bernilai sekitar 600 juta poundsterling atau sekitar 795,93 juta dolar AS bagi ekonomi Inggris.
Reeves juga menyatakan dukungannya untuk Shein, perusahaan fast fashion asal China yang terdaftar di Bursa Efek London.
Dia mengatakan bahwa dia akan senang menggunakan kendaraan listrik yang diproduksi di China meskipun ada apa yang disebut “kekhawatiran akan tindakan mata-mata. “
Menurut The Telegraph, pernyataan Reeves menunjukkan komitmen berkelanjutan pemerintah Inggris untuk memperkuat koneksi perdagangan dan keuangan dengan China, yang juga merupakan bagian dari agenda yang didorong oleh Perdana Menteri Keir Starmer.