Saya mendaftar di event tahunan yang pada 2024 memasuki edisi ketiga, tanpa pernah tahu apa itu Cycling de Jabar. Berbekal semangat, saya berangkat ke Cirebon sehari sebelum lomba dimulai.
Saya membawa serta istri dan anak bungsu. Kami menumpang kereta api Gambir-Cirebon sore setelah sebelumnya di pagi hari mengirim sepeda menggunakan kargo kereta dari stasiun Senen.
Saat tiba Cirebon baru kami tahu bahwa kami seharusnya turun di stasiun Prujakan karena di sanalah kami dapat bertemu agen kargo sepeda.
“Kita pesan jasa mobil online dengan tujuan Prujakan saja. Nanti kita minta sopirnya mampir dulu ke pendopo Walikota,”usul istri saat melangkah keluar stasiun.
“Memang mau sopirnya?” saya bertanya.
“Maulah. Nanti kita bicara dengan sopirnya. Tinggal kita kasih tips.”
Sungguh Epictoto beruntung karena sopir online yang menjemput kami bukan saja mau menurunkan saya lebih dulu ke Pendopo Walikota, tetapi juga mau mengantar istri dan anak bungsu saya mengambil sepeda di stasiun Prujakan dan mengantar kembali ke Pendopo.
Tidak sampai di situ. Beliau bahkan membantu kami mencari hotel dan tempat makan malam.
Di hotel saya mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan untuk flag off besok tanggal 25 Mei. Padding, jersey yang sudah ditempel nomor, helm, kaca mata, jam pintar, kaos kaki dan sepatu. Juga beberapa kudapan yang disediakan dalam racepack.
Saya sungguh beruntung, karena meskipun datang terlambat ke tempat technical meeting, semua arahan race director dapat saya ikuti. Begitu pula arahan Pak Sutta Darmasaputra, Pimpinan Redaksi Harian Kompas selaku Ketua Pelaksana.
Selesai gelaran technical meeting panitia memberi kesempatan kami yang belum mengambil racepack untuk mengambilnya langsung di meja panitia.
Fasilitas penitipan sepeda yang disediakan panitia adalah salah satu kemewahan event ini. Di sini para mekanik berjaga memasang sepeda peserta serta melakukan sejumlah pengecekan atas kondisi sepeda. Seorang mekanik melakukan fitting sepeda saya secara manual, namun benar-benar worth it saat digunakan lomba.
“Ride your pace,” bisik istri saat saya mendekatinya di pembatas garis start.
“Aman!”, saya mengangkat kedua jempol. Ia tersenyum.
“Jangan lupa minta foto panitia,” sang istri mengingatkan saya tentang sesi foto yang dilakukan panitia beberapa saat sebelum lomba.
“Oke.” Saya balas tersenyum.
Tepat pukul 05.00, Pejabat Gubernur Jawa Barat, Pak Bey Machmudin mengibarkan bendera start. 202 peserta Cycling de Jabar 2024 meninggalkan halaman pendopo Walikota Cirebon. Kami berpacu membelah kesunyian pagi hingga memasuki gapura Kabupaten Kuningan.
Para peserta kemudian dipandu menuju waduk Darmo sebagai titik start race. Tepat pukul 09.00 flag off race dimulai. Saya keluar dari lokasi waduk dalam rombongan master B keheranan melihat para peserta yang sudah saling menyalip.
Pada titik spint zone di kilometer 61,5, sudah tidak ada lagi pembalap dalam rombongan besar. Tiap pembalap beradu kecepatan di sini. Sepuluh kilometer kemudian kami harus menaklukan zona King of Mountain (KOM) sepanjang kurang lebih 5 kilometer.
Selepas KOM saya benar benar berjuang dengan power, otak dan semangat. Jalan raya Ciamis yang naik turun adalah faktor determinan.
Bingung harus menggunakan setelah gear yang mana. Sebentar menanjak, lalu tiba tiba menurun meliuk. Kemudian menanjak lagi. Sekarang hanya rimbun pepohonan dan segar udara yang membuat saya bertahan.
Feeding zone KM 106 benar-benar saya gunakan untuk beristirahat dan makan. Para peserta elit tidak menggunakan pos ini untuk berhenti. Mereka terus melaju ke garis finish.
Di pendopo Bupati Ciamis ini kami sempat berpose bersama Sekda Kabupaten Ciamis, bahkan melakukan sesi wawancara dengan awak media.
Saya dan dua teman kemudian bersama meninggalkan feeding zone menuju garis finish di Pandeglang. Perjalanan siang menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Hawa panas memaksa saya minum lebih banyak yang pada akhirnya membutuhkan toilet di Pos 6.
Menjelang finish kami masih menghadapi tanjakan dan turunan yang kini padat dengan bus angkutan umum dan kendaraan pribadi.
Beruntung saya dan seorang teman dapat lolos dari kemacetan dan mencapai garis finish sebelum cut off time. Gerbang finish line di alun-alun Paamprokan Pangandaran menjadi hadiah terindah bagi saya setelah menempuh 213 kilometer yang luar biasa.
Saya sempatkan menyalami Mas Zaidan yang bersama saya berpacu menjelang finish sebelum kemudian duduk menikmati kelapa muda bersama Mas Bimo yang sehari-hari bekerja di Kompas.
Setelah beristirahat, saya diantar Mas Bimo mengambil medali finisher dan menikmati fasilitas terapi yang disediakan panitia.
Di Pangandaran, peserta diinapkan di The Allure Villas. Saya kebetulan sekamar dengan Om Rico, pelaku bisnis yang sekaligus sport enthusiast. Dari Pak Rico saya belajar bagaimana beliau dan timnya mengorganisir lomba lari di berbagai kota. Di depan kamar kami menginap juga dua orang peserta lain.
Gala dinner di Allure diisi dengan acara penyerahan hadiah kepada para pemenang. Jamaludin Novardianto meraih peringakat pertama kelas man elit, disusul Muhamad Herlangga dan Jamal Hibatullah di posisi kedua dan keetiga. Pemenang elit putri adalah Maghfirotika Marenda dan disusul berturut turut Dewika Mulya Sova dan Mila Safa Fidela.
Pemenang kelompok Master A putra adalah Jeli Dorisman ditemani Elan Riyadi dan Warseno. Sementara Master A putri dimenangi Yanthi Fuchianti disusul Chen Mengjin dan Melisa Permana.
Juara kelompok Master B putra adalah Juwanto, sementara juara 2 dan 3 ditempati oleh Dedi Risdian dan Dwi Ratsongko. Untuk kategori putri master B dimenangkan Dewi Suminar, disusul Sunenti.
Hadir memberikan sambutan dan menyerahkan hadiah Asisten 1 Pemerintah Provinsi Jawa Barat Dodo Suhendar, Kepala Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pimpinan Bank Jabar, Pejabat PLN wilayah Jabar serta Pimpinan Redaksi Harian Kompas.
Event dengan tema “Sumangat Juara” ini dilaporkan menjadi ajang promosi pariwisata di empat kabupaten yang dilalui peserta.
Apakah teman teman berminat mengikuti Cycling de Jabar 2025? Silahkan ditunggu pembukaan pendaftarannya tahun depan.
Menurut saya pribadi, Cycling de Jabar 2024 adalah ajang race sepeda dengan brevet bintang 5.
Medannya. Panitianya. Pemandunya. Water station-nya. Paramedisnya. Pemerintah Daerahnya. Aparat keamanannya. Sambutan masyarakatnya. Keindahan alamnya. Sakitnya. Capeknya. Pertarunganya. Perjuangannya. Juga akomodasinya.
Rugi jika kita tidak datang ke event ini. Mari dan rasakan sendiri sensasi Cycling de Jabar.