
Jakarta – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengungkapkan bahwa penjualan tiket pesawat untuk periode Lebaran 2025 setelah penerapan penurunan harga yang dimulai dari 14 persen belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan masyarakat yang cenderung memesan tiket mendekati waktu keberangkatan.
Direktur Niaga Garuda Indonesia, Ade R Susardi, menjelaskan bahwa penurunan harga tiket berlaku untuk pemesanan yang dilakukan antara 1 Maret hingga 7 April 2025, untuk perjalanan dari 24 Maret hingga 7 April 2025.
Ia menjelaskan bahwa penjualan tiket di Garuda Indonesia untuk periode Lebaran baru mencapai 5 persen.
“Pergerakan penumpang, seperti saya sebutkan sebelumnya, untuk rute domestik, biasanya menunjukkan bahwa perilaku penumpang Indonesia adalah memesan 3 hari atau secara last minute,” ujar Pttogel Ade di Jakarta, Kamis.
Ade menekankan pentingnya memberikan edukasi kepada masyarakat agar dapat melakukan pemesanan tiket lebih awal, guna mendapatkan harga yang lebih terjangkau.
“Oleh karena itu, jika kita memahami sistem alokasi kursi di pesawat, subclass yang lebih rendah dijual terlebih dahulu. Ketika subclass itu sudah habis, harga akan meningkat. Jadi, sebaiknya beli tiket lebih awal untuk mendapatkan harga yang lebih baik,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ade menyampaikan bahwa penurunan harga tiket pesawat akan bervariasi untuk beberapa rute, dengan pengurangan berkisar antara 1419 persen.
Beberapa harga tiket penerbangan domestik yang mengalami penurunan termasuk JakartaMedan dari Rp2. 370. 000 menjadi Rp2. 016. 000, JakartaPadang dari Rp1. 976. 000 menjadi Rp1. 670. 000, JakartaYogyakarta dari Rp1. 209. 000 menjadi Rp997. 000, JakartaSurabaya dari Rp1. 599. 000 menjadi Rp1. 339. 000, JakartaBali dari Rp1. 921. 000 menjadi Rp1. 621. 000, dan JakartaJayapura dari Rp5. 816. 000 menjadi Rp5. 038. 000.
“Penurunan harga tiket dimulai dari 14 persen setidaknya, dan mungkin dapat mencapai 1819 persen untuk beberapa rute tertentu,” pungkasnya.