BOGOR, IPB UNIVERSITY (CVTOGEL) — Guru Besar [Fakultas Teknologi Pertanian] IPB University, Prof. Dr. Ir. Syafruddin Ambar, M.Sc., mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah strategis yang lebih tegas guna mewujudkan target Indonesia sebagai pusat industri halal dunia pada tahun 2030. Menurut Prof. Syafruddin, potensi besar Indonesia—sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar—masih belum dimanfaatkan secara optimal, terutama di sektor kosmetik dan farmasi halal.
Prof. Syafruddin menekankan bahwa memimpin rantai nilai halal global adalah kunci untuk memperkuat ekonomi syariah dan kedaulatan pangan nasional.
I. Modal Kuat: Populasi dan Sumber Daya Alam
Indonesia memiliki modal dasar yang sangat kuat dibandingkan negara-negara pesaing non-Muslim seperti Thailand dan Brasil yang kini juga aktif di pasar halal global.
Basis Konsumen: Indonesia memiliki pasar domestik terbesar di dunia, menciptakan permintaan internal yang sangat besar.
Kekayaan Alam: Potensi bahan baku alami dari sektor pertanian dan maritim (misalnya minyak kelapa sawit, rempah-rempah, dan hasil laut) dapat digunakan untuk memproduksi produk halal berkualitas tinggi.
Sertifikasi: Keberadaan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) memberikan kerangka regulasi yang kuat.
II. Strategi yang Harus Dikejar
Untuk mencapai ambisi sebagai pusat halal dunia, Prof. Syafruddin menggarisbawahi beberapa strategi yang memerlukan sinergi antara akademisi dan pelaku industri:
Hilirisasi Produk Non-Pangan: Fokus harus diperluas dari makanan ke sektor farmasi, kosmetik, dan modest fashion halal, yang memiliki margin keuntungan lebih tinggi.
Integrasi Rantai Nilai: Membangun ekosistem yang terintegrasi dari hulu (penyediaan bahan baku halal) hingga hilir (distribusi dan pemasaran global).
Penguatan Sains Halal: Lembaga pendidikan seperti IPB harus menjadi motor penelitian untuk mengembangkan metode pengujian dan inovasi produk halal yang canggih dan efisien.
“Ini bukan hanya masalah label agama, ini adalah masalah standar kualitas global dan daya saing ekonomi. Kita harus pastikan branding Indonesia di mata dunia adalah produsen produk halal yang paling andal dan berstandar internasional,” jelas Prof. Syafruddin.
III. Peran IPB dalam Ekosistem Halal
IPB melalui pusat studi halalnya berkomitmen untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dalam rantai pasok halal dan membantu UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) mendapatkan sertifikasi dengan lebih mudah.